Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kerjasama Pengembangan (Sumber Informasi) Perpustakaan


Perpustakaan telah lama menjadi simbol dari sebuah peradaban bangsa karena merupakan simbol literasi dengan berbagai kualitas dan tingkatan. Membangun sebuah perpustakaan bukan hal yang dapat dengan mudah terwujud banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan membutuhkan kebijakan tertulis. Membangun perpustakaan secara fisik, harus dikaitkan dengan luasan gedung, furniture dan disain keruangan, fasilitas di dalamnya, teknologi informasi, koleksi yang disediakan, learning style pemustaka, learning behavior pemustaka, dan sebagainya. Tentu saja hal itu juga harus dikaitkan dengan ketersediaan anggaran. Untuk membangun kerjasama yang melibatkan penerbit ataupun vendor, anggaran bukan persoalan yang mudah. Kebutuhan anggaran mutlak diperlukan. Namun demikian, factor-faktor seperti bahasa dan kemudahan akses juga harus menjadi perhatian agar sumber-sumber informasi yang disediakan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para pemustaka. Sementara itu,untuk kerjasama pengembangan sumber informasi berbasis repositori, anggaran tidak akan sebesar kerjasama dengan menggunakan vendor atau penerbit karena sumber informasi sudah ada di masing-masing lembaga yang tersedia dalam repositori institusi.

Namun demikian yang sangat penting dalam kerjasama koleksi perpustakaan, kunci utama kerjasama dan pengembangan koleksi perpustakaan adalah literasi dan kemauan membaca. Pada masyarakat yang sudah biasa membaca, perpustakaan akan dapat dengan mudah mendapatkan pemustaka yang berminat. Hal itu tentu berbeda dengan lingkungan masyarakat yang alliterate—mampu membaca tetapi tidak mau membaca. Berbagai strategi harus dilakukan agar pembangunan perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik.

Perpustakaan yang sudah ada tentu tidak akan mampu menyediakan berbagai fasilitas dan keluasan area yang sesuai dengan kebutuhan; begitu pula dengan ketersediaan sumber informasi yang sempurna. Perpustakaan tidak akan mampu menyediakan sumber informasi yang 100% sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Itulah sebabnya, kerjasama perpustakaan dibutuhkan, baik untuk membangun koleksi, Sumber Daya Manusia (SDM), maupun kegiatan dan fasilitas.

Kerjasama (sumber informasi) perpustakaan

Dalam rangka pengembangan perpustakaan, dapat dilakukan beberapa cara atau model sesuai dengan misi dan tujuan kerjasama tersebut. Tentu saja pertimbangan pada sisi kemampuan dan ketrampilan SDM juga dibutuhkan.

Model-model

Pertimbangkan bahwa kerjasama sumber-sumber informasi dapat dilakukan dengan beberapa model. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: 

- Berbagi katalog

Perpustakaan dapat mengembangkan kerjasama dengan tingkat apapun dan yang paling sederhana adalah berbagi katalog. Dengan katalog ini, perpustakaan dan pemustaka dapat mengetahui koleksi apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan-perpustakaan lain. Karena kerjasama bentuk ini sangat sederhana, maka tidak ada peminjaman koleksi, melainkan hanya saling mengetahui koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan lain. Selebihnya, bisa meminta perpustakaan yang memiliki koleksi untuk memfotokopikan informasi apa yang dibutuhkan.

- Berbagi sumber koleksi cetak

Tingkat kerjasama ini membutuhkan pemahaman dan kesepakatan bersama dari semua anggota. Setidaknya, hal itu karena kerjasama ini membutuhkan kesediaan perpustakaan untuk mengeluarkan koleksi dari perpustakaan satu untuk pemustaka dari perpustakaan lain saat ada pemustaka yang menjadi anggota dari perpustakaan lain bermaksud untuk meminjam koleksi. Resiko kehilangan harus menjadi pertimbangan tetapi seharusnya bukan menjadi hambatan kerjasama.

- Berbagi repositori

Kerjasama koleksi dengan sumber repositori akan menarik kalau dapat dilaksanakan. Hal ini tentu saja membutuhkan kesediaan untuk membuka akses (Open Access). Dalam hal ini, akan sangat baik apabila dibangun National Repository System yang bisa dimulai dengan membangun e-theses and dissertations. Pengembangan repository system nasional akan membuka cakrawala baru penelitian dan kemajuan keilmuan karena melalui repositori tesis dan disertasi akan dapat diketahui penelitian apa yang sedang dilakukan dimana.

- Berbagi sumber digital

Sumber digital yang dimiliki oleh setiap lembaga akan baik apabila dapat dibagi untuk berbagai kalangan secara nasional. Kerjasama sumber informasi digital akan meningkatkan pengetahuan masyarakat karena berbagai informasi dalam format digital dapat diunggah dan dibaca oleh berbagai kalangan.Untuk pengembangan kerjasama semacam ini dibutuhkan perencanaan yang matang terkait dengan jenis koleksi dan target pembacanya.

- Berbagi sumber online berbayar 

Kerjasama ini adalah kerjasama langganan akses sumber informasi berbayar. Untuk membangun sumber online berbayar bersama tentu ada beberapa pertimbangan:

  a.  Dilanggan oleh satu lembaga untuk bersama: Model ini berarti lembaga yang menaungi membiayai semua langganan dan anggota dapat memanfaatkan secara gratis. Model seperti ini sangat bagus apabila lembaga utamanya memiliki dana yang mencukupi, karena melanggan sumber informasi bukan hal yang murah.
 b. Dilanggan bersama dalam bentuk konsorsium: Model ini berarti setiap anggota konsorsiumbertugas untuk menyiapkan anggaran setiap tahunnya.
  c.    Kerjasama tertutup: Berarti kerjasama secara

Sisi lain: Impact Perpustakaan 

Perpustakaan bukanlah sebuah entitas yang berdiri sendiri tanpa ada siapapun yang mengelilinginya. Perpustakaan merupakan jaringan dan kesinambungan: penulis, pengarang, produser, editor, penerbit, sumber informasi baik tekstual, visual, maupun audio, serta para pembaca, pemirsa, dan pemiarsa. Membangun keterkaitan dan kebersamaan sangat penting dalam dunia kepustakawanan. Pengembangan koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan impact. Sekedar membangun sumber informasi tanpa memperhatikan pemustaka dan kebutuhannya tidak akan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. 

Sumber: Ida F. Priyanto (Universitas Gadjah Mada)